Mata Uang Asing dan Disclosure
07.38
Hendra Setyawan
,
2 Comments
Transaksi Mata Uang Asing
Ciri utama yang
istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya
dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Transaksi mata uang asing terjadi pada
saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang
dilakukan dalam suatu mata uang asing.
FAS No. 25 merupakan
pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang berisi :
·
Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan,
beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur
dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan
dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
·
Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam
suatu mata uang selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan
pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Berdasarkan hal ini,
penyesuaian kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas
transaksi yang telah terjadi ) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs
nilai tukar di antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila
laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi
(yaitu keuntungan atau kerugian dari transaksi yang belum diselesaikan) akan
sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang
disajikan dalam laporan keuangan.
FASB menolak pandangan
yang menyatakan bahwa pembedaan perlu dibuat antara keuntungan dan kerugian
dari transaksi yang sudah diselesaikan dan yang belum diselesaikan, karena
pembedaan seperti itu tidak dapat diterapkan dalam praktik. Terdapat dua
perlakuan akuntansi atas keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat
diterapkan.
Perspektif Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif
tramnsaksi tunggal, penyesuaian niali tukar (baik yang sudah diselesaikan atau
belum) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal
berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan suatu
peristiwa tunggal.
Perspektif Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif
dua transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa
terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut.
Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan yang beroperasi
secara internasional menggunkan berbagai metode untuk menyatakan aktiva,
kewajiban, pendapatan dan beban yang dinyatakan dalam mata uang asing menjadi
dalam mata uang domestik. Metode translasi ini dapat diklasifikasikan, yaitu:
·
Metode Kurs Tunggal
o
Metode kurs tunggal, yang sudah lama popular di Eropa, menerapkan satu kurs
nilai tukar yaitu kurs terkini atau kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan
kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang sing umumnya
ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat
pos-pos tersebut diakui. Namun demikian, untuk memudahkan pos-pos ini umumnya
ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang
tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan metode ini, laporan keuangan sebuah
operasi asing (yang dipandang oleh induk perusahaan sebagai perusahaan otonomi)
memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di mana
perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya.
·
Metode Moneter – Nonmoneter
o
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang
tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Pos-pos nonmoneter (aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan)
ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi
ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan
untuk konsep kini-nonkini. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa, metode
moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan
kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat.
·
Metode temporal
o
Dengan menggunakan metode temporal translasi mata uang merupakan proses
konversi pengukuran atau penyajian uang nilai tertentu. Metode ini tidak
mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit
pengukuran.
Kurs Kini yang Tepat
Kurs nilai tukar yang
digunakan dalam metode translasi mengacu pada historis dan kurs kini. Kurs
rata-rata sering digunakan dalam laporan laba rugi untuk pos-pos beban.
Beberapa Negara menggunakan kurs nilai tukar yang berbeda untuk transaksi yang
berbeda. Dalam situasi ini, harus dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada.
Beberapa alternative yang disarankan adalah: (1) kurs pembayaran
deviden, (2) kurs pasar bebas, dan (3) kurs penalti atau preferensi yang dapat
digunakan, seperti yang terkait dengan kegiatan impor atau ekspor.
Keuntungan dan Kerugian Translasi
·
Penangguhan
o
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya
dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang.
Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan
luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata
uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung
menyesatkan jika memasukan penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang.
Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasi secara
terpisah sebagai bagian ekuitas
konsolidasi.
·
Penangguhan dan Amortisasi
o
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan
melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat pos-pos neraca
terkait.
·
Penangguhan Parsial
o
Pilihan ketiga dalam akuntansi ntuk keuntungan atau kerugian translasi
adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi
mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan. Meskipun terdengar
konservatif, penangguhan keuntungan translasi semata-mata hanya karena
merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
·
Tidak Ditangguhkan
o
Pilihan terakhir adalah untuk mengakui keuntungan atau kerugian translasi
dalam laporan laba rugi sesegera mungkin, pilihan ini memandang penangguhan
dalam bentuk apa pun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan.
Perkembangan Akuntansi Translasi
· Sebelum 1965
Praktik translasi
kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin (ARB No. 4)
yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB No. 43. Pernyataan
ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan atau kerugian transaksi
langsung dimasukan ke dalam laba. Keuntungan atau kerugian bersih saling
dihapuskan selama periode berjalan. Kerugian translasi bersih diakui dalam laba
tahun berjalan, sedangkan keuntungan translasi bersih ditangguhkan dalam akun
penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa
mendatang.
· 1965-1975
Bab 12 ARB No. 43
memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kini-nonkini. Dalam keadaan
tertentu, persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Utang jangka
panjang yang timbul Karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan
berdsarkan kurs kini apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar besar (dan
dianggap tetap). Setiap berbedaan akuntansi disebabkan oleh penyajian ulang
utng diperlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Menstralasikan
seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini
diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada
tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No. 43 kini memberikan pilihan translasi
yang lain bagi perusahaan.
· 1975-1981
Untuk mengakhiri
keaneragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya,
FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975. Penangguhan
keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan
kerugian translasi dan transaksi mata uang asing harus diakui dalam laba selama
periode perubahan kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan
terhadap FAS 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang
digunakan, sedangkan banyak yang lain mengecam karena distorsi yang dapat
ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 dikritik karena
menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi.
Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan juga menimbulkan perhatian di
kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan
laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila
dibandingkan dengan laba perusahaan domestic dan dengan demikian akan menekan
harga saham perusahaan.
· 1981-hingga kini
Pada bulan Mei 1978,
FASB mengundang komentar publik terhadap 12 pernyataan pertama yang
dikeluarkannya, dimana banyak yang menanggapi ketidakpuasan publik tentang FAS
No. 8 sehingga FASB mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui
banyak ertemuan dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial
Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
Isi Standar No.52
Tujuan translasi
menurut FAS No.52 berbeda secara substansial dari tujuan menurut FAS No.8. FAS
No.8 menggunakan sudut pandang induk perusahaan dengan mengharuskan laporan
keuangan dalam mata uang asing disajikan seakan-akan seluruh transaksinya
terjadi dalam mata uang dola AS. Standar No. 52 mengakui bahwa baik sudut
pandang induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan
yang sah, oleh kerana itu aturan translasinya dirancang untuk :
·
e. Mencerminkan, didalam laporan keuangan
konsolidasi, hasil dan hubungan keuangan yang diukur dalam mata uang primer
(utama) yang digunakan oleh setiap entitas konsolidasi melakukan kegiatan
usahanya (mata uang fungsionalnya-functional currency)
·
f. Memberikan informasi yang secara umum
sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar
terhadap arus kas dan ekuitas suatu perusahaan.
·
Translasi Apablia Mata Uang Lokal Merupakan Mata Uang
Fungsional
o
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam
catatan entitas, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar dengan
menggunakan metode kurs kini.keuntungan atau kerugian translasi yang timbul
diungkapkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas konsolidasi. Hal ini
mempertahankan rasio laporan keuangan jika dihitung dari laporan keuangan dalam
mata uang lokal. Prosedur kurs kini yang digunakan yaitu :
·
g. Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata
uang asing ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan kurs nilai tukar per
tanggal neraca, akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
·
h. Pendapatan dan beban ditranslasikan
dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi, meskiun kurs
rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.
·
Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebgai komponen
terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai tukar ini
tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut
dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.
Translasi Apabila Dolar AS Merupakan
Mata Uang Fungsional
Apabila dolar AS
merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan dalam
mata uang sing diukur ulang ke dalam dolar dengan menggunakan metode temporal.
Seluruh keuntungan dan kerugian transaksi yang berasal dari proses translasi
dimasukan ke dalam penentuan laba berjalan. Secara khusus :
·
Aktiva dan kewajiban moneter dan aktiva
nonmoneter yang dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan dengan
menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos nonmoneter
lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
·
Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata kurs niali
tukar selama periode berjalan, kecuali untuk pos-pos nonmoneter yang
ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
·
Keuntungan dan kerugian translasi tercermin dalam laba periode berjalan.
Translasi Apabila Mata Uang Asing
Merupakan Mata Uang Fungsional
Suatu entitas asing
dapat menggunakan sebuah mata uang asing dalam catatan akuntansinya apabila
mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lainnya. Dalam situasi ini,
laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang dari mata uang lokal ke dalam
mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan ke dalam
dolar AS dengan menggunakan metode kurs kini.
Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi
Suatu hubungan
terbalik antara tingkat inflasi suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya
telah ditunjukan secara empiris. Alhasil, penggunaan kurs kini untuk
mentranslasikan biaya perolehan aktiva nonmoneter yang berlokasi di lingkungan
berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang
domestik yang jauh lebih rendah dari pad dasar pengukuran awalnya. Pada saat
yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan
dengan beban depresiasi yang juga lebih rendah.
FASB menolak
penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena yakin bahwa penyesuaian
tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penialian biaya historis yang
digunakan dalam lporan keungan di AS. Solusinya, FAS No. 52 mewajibkan
penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang
berdomisili di lingkungan dengan hiperinflasi (yaitu negara-negara dengan
tingkat inflasi kumulatif melebihi 100 persen selama periode tiga tahun).
Translasi Mata Uang Asing di Negara Lain
Kanada (CICA 1650),
perbedaan untama antara standar di Kanada (CICA 1650) dan FAS No.52 menyangkut
utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada, keuntungan dan kerugian
dari translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
Inggris (IAS 21),
perbedaan utama antara standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak
perusahaan yang berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi.
Di Inggris, laporan keuangan pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat
harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
Australia dan Selandia
Baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan dengan FAS No.52,
standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar
nonomoneter untuk anak perusahaan di Negara-negara berinflasi tinggi sebelum
dilakukan translasi.
Jepang, akhir-akhir
ini telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini di segala
keadaan, dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas
pemegang saham.
Tren Kini
Translasi mata uang
asing masih tetap merupakan isu teknis yang menyulitkan dan kontroversial.
Jumlah perusahaan melakukan pencatatan saham secara internasional dan mengikuti
IAS, atau sekarang IFRS (International Financial Reporting Standards-Standar
Pelaporan Keuangan Internasional), semakin meningkat dan bursa efek di seluruh
dunia berada di bawah tekanan yang semakin meningkat utnuk menggunakan IFRS
sebagai pengganti standar domestic untuk pencatatan saham perusahaan-perusahaan
asing. (Banyak bursa efek telah melakukan hal ini). Di Amerika Serikat,
perusahaan-perusahaan asing diperbolehkan untuk menggunakan standar
internsional (IAS 21) dab bukan standar AS (FAS No.52) dalam masalah translasi
mata uang asing. Pada saatnya nanti, FASB mungkin akan meyelesaikan perbedaan-perbedaan
antara FAS No.52 dengan IAS 21, dengan condong kepada standar internasional.
Pengertiaan Disclosure
Kata Disclosure
memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Apabila dikaitkan
dengan data, Disclosure berarti memberikan data yang bermanfaat kepada pihak
yang memerlukan. Jadi data tersebut harus benar-benar bermanfaat, karena
apabila tidak bermanfaat, maka tujuan dari pengungkapan (Disclosure) tersebut
tidak akan tercapai.
Apabila dikaitkan
dengan laporan keuangan, Disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan
harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas
suatu unit usaha. Dengan demikian informasi yang diungkapkan harus jelas,
lengkap dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi
yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut.
Tiga konsep
pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah sebagai berikut :
1. Pengungkapan yang
cukup (Adequate)
Disclosure yang
minimal harus ada sehingga ikhtisar-ikhtisar keuangan menjadi tidak
menyesatkan.
2. Wajar (Fair
Disclosure)
Tersirat tujuan-tujuan
etis untuk memberikan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang merupakan
pembaca potensi pembaca potensial dari laporan keungan.
3. Lengkap (Full)
Berarti penyajian
semua informasi yang relevan. Bagi beberapa pihak Full Disclosure berarti
penyajian informasi secara berlebih-lebihan dan karenanya tidak tepat.
Informasi yang berlebih-lebihan adalah berbahaya karena penyajian informasi
dengan detail terlalu banyak justru akan menyembunyikan informasi yang penting
dan membuat laporan keuangan menjadi sukar diinterpretasikan.
Yang paling umum digunakan
dari ketiga konsep diatas adalah pengungkapan yang cukup (Adequate).
Daftar Pustaka: Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Halo selamat Siang
Perkenalkan nama saya Lauren, manajer afiliasi untuk InstaForex Group.
Disini saya ingin menawarkan Anda untuk bergabung dalam program afiliasi yang memberikan Anda keuntungan komisi mulai dari 1.5 - 5.3 pip untuk Forex dan mencapai 20 - 26 pip untuk Gold.
Selain keuntungan tersebut kami juga dapat menawarkan fasilitas lainnya untuk memfasilitasi deposit dan penarikan dana untuk klien-klien Anda.
Saya menunggu kabar baik dari Anda segera.
Silakan menghubungi saya melalui detil yang terdapat di bawah.
Kami akan senang untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan Anda.
Terima kasih.
Hormat saya
Laurent
ID Skype: Lauren InstaFX
Facebook: Lorenifx IFX
Phone/WA: +628119105674
Selamat Siang, salam sukses untuk anda.
Perkenalkan nama saya Arya sebagai Business Development dari ForexMart.
Saya melihat blog anda sangat informatif dan menarik. Oleh karena itu saya ingin mendiskusikan mengenai partnership afiliasi dari ForexMart yang dapat memudahkan anda untuk mendapatkan $10 dari setiap lot pasar standar yang digunakan oleh setiap referral/calon client yang nanti anda dapatkan.
Untuk info lebih lanjut, silahkan menghubungi saya di email arya@forexmart.com. Terima kasih.